Papan Tulis Putih, Sudut Pandang Positif FDI
Oleh: Ratih Kartawijaya
Ingatkah
anda ketika masih duduk di bangku sekolah? Papan hitam dengan kapur putih lebih
nyaman dilihat daripada papan putih dengan spidol hitam. Latar belakang hitam
memancarkan energi yang lebih sedikit sehingga mata tidak cepat lelah. Tidak
mengherankan apabila mata rileks melihat sesuatu dengan latar belakang hitam. Sama
halnya pada siang hari, matahari sulit dilihat karena energi yang besar
disekelilingnya. Sebaliknya, saat malam tiba, bulan mudah dilihat karena latar belakang langit yang gelap. Papan hitam dan papan putih
mewakili sudut pandang yang ada terhadap Foreign
Direct Investment (FDI). Terkadang,
embel-embel “asing” dengan mudah mengarahkan pikiran kita pada hal-hal yang
negatif. Tidak dapat dipungkiri, pemikiran negatif memiliki pengaruh yang lebih
kuat daripada pemikiran positif (Ito dkk, 1998). Padahal, FDI sendiri membawa banyak manfaat bagi negara tuan rumah. Transfer
teknologi dari negara investor ke negara tuan rumah merupakan manfaat yang pertama. Manfaat yang kedua yang tidak
kalah menguntungkan yaitu ketersediaan modal dari negara investor. Pada
akhirnya, FDI memicu terjadinya peningkatan
ekspor sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara tuan rumah.
Jika FDI diibaratkan sebagai sebuah kelompok
belajar, negara investor dan negara tuan rumah adalah anggotanya. Peran FDI dalam transfer teknologi tidaklah
mengherankan, sama seperti angota kelompok belajar yang saling membantu dalam
menyelesaikan tugas. Bila salah satu anggota kelompok dapat menyelesaikan soal
dengan cara cepat, anggota kelompok yang lain bisa mengetahui cara tersebut. Bagi
perusahaan multinasional, penting untuk melakukan R&D secara mandiri karena R&D
menciptakan keunggulan yang memungkinkan perusahaan untuk beroperasi di
negara-negara asing (Caves, 1982). Di lain pihak, negara tuan
rumah dapat memperoleh transfer teknologi dengan harga lebih murah (Blomström,
1991). Teknologi dapat dimasukkan dalam proses produksi (misalnya: teknologi
untuk menemukan, penggalian dan penyulingan minyak) atau dapat langsung dimasukkan
dalam produk (misalnya: teknologi software
komputer) (Hill, 2000). Namun, banyak negara tidak memiliki sumber daya
penelitian dan pengembangan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mengembangkan produk dan proses teknologi mereka sendiri. Hal ini terutama
berlaku untuk negara-negara berkembang. Bukti dari studi ekonomi menemukan
bahwa transfer teknologi melalui FDI
telah memberikan kontribusi positif terhadap produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi di negara-negara tuan rumah (OECD, 1991). Teknologi yang ditransfer ke
negara-negara berkembang cenderung lebih modern dan bersih lingkungan daripada
yang tersedia di dalam negeri. Oleh karena itu, transfer teknologi membawa
perbaikan nyata pada lingkungan dan ekonomi di negara tuan rumah
(Kurtishi-Kastrati, 2013).
Dalam
kelompok belajar, tiap-tiap anggota kelompok memiliki kelebihannya
masing-masing. Ada yang bisa menyediakan tempat belajar, ada yang menyediakan
sarana belajar, dan ada juga yang menyediakan ilmu atau tenaganya. Hal ini
berlaku juga dalam FDI. Investasi
asing langsung dapat memberikan kontribusi positif dengan menyediakan modal dan
manajemen sumber daya yang tidak tersedia. Transfer sumber daya tersebut dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi di negara tuan rumah (Hill, 2000). Banyak perusahaan
multinasional berinvestasi pada proyek-proyek jangka panjang. Perusahaan
tersebut biasanya adalah perusahaan besar yang memiliki kekuatan finasial untuk
mengakses sumber daya keuangan yang tidak tersedia pada perusahaan negara tuan
rumah. Dana ini bisa berasal dari internal perusahaan atau pinjaman dari pasar
modal. Atas dasar reputasi yang baik, akan lebih mudah bagi perusahaan
multinasional untuk meminjam uang dari pasar modal daripada perusahaan tuan
rumah (Hill, 2000). Jadi, adanya modal dari negara investor ke negara tuan
rumah menambah nilai plus FDI.
Belajar
kelompok juga berarti saling berbagi ilmu, termasuk dalam menyelesaikan persoalan.
Nantinya, masukan dari tiap anggota kelompok akan menambah wawasan seluruh
anggota kelompok. Sama seperti pepatah yang mengatakan, semakin banyak memberi,
semakin banyak menerima, hal ini juga berlaku dalam FDI. FDI berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di
negara-negara berkembang dengan mendukung pertumbuhan ekspor negara tersebut. Output
yang dihasilkan dari FDI biasanya
ditujukan untuk ekspor. Efeknya, ekspor dari negara tuan rumah menjadi tinggi.
Jika perusahaan lokal memberikan masukan kepada investor dalam memproduksi produk
ekspor, kandungan nilai tambah ekspor akan jauh lebih besar bagi negara tuan
rumah. Penelitian Blomstrom dan Kokko (1996) menunjukkan bahwa FDI adalah mesin
penting bagi pertumbuhan ekspor di negara-negara berkembang dan bahwa
perusahaan-perusahaan global memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekspor
di negara-negara tuan rumah. Akhirnya, pertumbuhan ekspor yang tinggi akan
dibarengi oleh pertumbuhan ekonomi yang baik bagi negara tuan rumah.
Selama
ini, pandangan positif terhadap FDI tertutupi
oleh pandangan negatifnya, sama seperti tulisan pada papan tulis putih yang
tidak begitu terlihat jika dibandingkan dengan tulisan pada papan tulis hitam.
Padahal, banyak manfaat yang dihasilkan oleh FDI. Salah satunya adalah transfer teknologi. Sumber daya
penelitian semacam ini biasanya mahal. Dengan adanya FDI, negara tuan rumah dapat ikut merasakan manfaat R&D dengan harga yang lebih murah.
Selanjutnya, transfer sumber daya modal melalui FDI juga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di negara tuan rumah. Sumber daya modal yang
awalnya sulit didapatkan oleh negara tuan rumah, tersedia dengan mudah melalui
bantuan investor. Dukungan FDI terhadap
peningkatan nilai ekspor juga merupakan keuntungan tersendiri. Pertumbuhan
ekspor biasanya turut menunjang peningkatan ekonomi suatu negara. Tidak jauh
berbeda dengan belajar kelompok yang merupakan sarana peningkatan kemampuan
belajar anggotanya, kolaborasi antara tiga manfaat FDI ini, bila digabungkan, akan menjadi sarana pertumbuhan ekonomi
negara tuan rumah. Bagaikan yin dan yang, tiap hal memiliki 2 sisi, positif
dan negatif. Sudut pandang lah yang
menentukan bagaimana respon kita akan hal tersebut, seperti kutipan dari Abraham
Lincoln “We can complain because rose
bushes have thorns, or rejoice because thorn bushes have roses.”
Daftar
Referensi
Blomström,
Magnus. 1991. Host Country Benefits Of
Foreign Investment. NBER Working Paper No. w3615.
Blomstrom,
M., Kokko, A. (1996): The Impact of Foreign Investment on Host Countries: A Review
of the Empirical Evidence, Policy Research Working Paper 1745.
Hill,
C. 2000. International Business -
Competing in the Global Marketplace. University of Washington: Irwin
McGraw-Hill.
Ito,
Tiffany A., Jeff T. Larsen, N. Kyle Smith, & John.T Cacioppo. 1998. Negative Information Weighs More Heavily on
the Brain: The Negativity Bias in Evaluative Categorizations. Journal of
Personality and Social Psychology.
Kurtishi-Kastrati,
Selma. 2013. The Effects Of Foreign
Direct Investments For Host Country’s Economy. European Journal of Interdisciplinary
Studies.
OECD.
2002. Foreign Direct Investment For
Development: Maximising Benefits, Minimising Costs. OECD Overview.