Thursday, February 12, 2015

Sedikit Sudut Pandang Positif Foreign Direct Investment


Papan Tulis Putih, Sudut Pandang Positif FDI
Oleh: Ratih Kartawijaya


Ingatkah anda ketika masih duduk di bangku sekolah? Papan hitam dengan kapur putih lebih nyaman dilihat daripada papan putih dengan spidol hitam. Latar belakang hitam memancarkan energi yang lebih sedikit sehingga mata tidak cepat lelah. Tidak mengherankan apabila mata rileks melihat sesuatu dengan latar belakang hitam. Sama halnya pada siang hari, matahari sulit dilihat karena energi yang besar disekelilingnya. Sebaliknya, saat malam tiba, bulan mudah dilihat karena latar belakang  langit yang gelap. Papan hitam dan papan putih mewakili sudut pandang yang ada terhadap Foreign Direct Investment (FDI). Terkadang, embel-embel “asing” dengan mudah mengarahkan pikiran kita pada hal-hal yang negatif. Tidak dapat dipungkiri, pemikiran negatif memiliki pengaruh yang lebih kuat daripada pemikiran positif (Ito dkk, 1998). Padahal, FDI sendiri membawa banyak manfaat bagi negara tuan rumah. Transfer teknologi dari negara investor ke negara tuan rumah merupakan manfaat yang pertama. Manfaat yang kedua yang tidak kalah menguntungkan yaitu ketersediaan modal dari negara investor. Pada akhirnya, FDI memicu terjadinya peningkatan ekspor sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara tuan rumah.
Jika FDI diibaratkan sebagai sebuah kelompok belajar, negara investor dan negara tuan rumah adalah anggotanya. Peran FDI dalam transfer teknologi tidaklah mengherankan, sama seperti angota kelompok belajar yang saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Bila salah satu anggota kelompok dapat menyelesaikan soal dengan cara cepat, anggota kelompok yang lain bisa mengetahui cara tersebut. Bagi perusahaan multinasional, penting untuk melakukan R&D secara mandiri karena R&D menciptakan keunggulan yang memungkinkan perusahaan untuk beroperasi di negara-negara asing (Caves, 1982). Di lain pihak, negara tuan rumah dapat memperoleh transfer teknologi dengan harga lebih murah (Blomström, 1991). Teknologi dapat dimasukkan dalam proses produksi (misalnya: teknologi untuk menemukan, penggalian dan penyulingan minyak) atau dapat langsung dimasukkan dalam produk (misalnya: teknologi software komputer) (Hill, 2000). Namun, banyak negara tidak memiliki sumber daya penelitian dan pengembangan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk dan proses teknologi mereka sendiri. Hal ini terutama berlaku untuk negara-negara berkembang. Bukti dari studi ekonomi menemukan bahwa transfer teknologi melalui FDI telah memberikan kontribusi positif terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tuan rumah (OECD, 1991). Teknologi yang ditransfer ke negara-negara berkembang cenderung lebih modern dan bersih lingkungan daripada yang tersedia di dalam negeri. Oleh karena itu, transfer teknologi membawa perbaikan nyata pada lingkungan dan ekonomi di negara tuan rumah (Kurtishi-Kastrati, 2013).
Dalam kelompok belajar, tiap-tiap anggota kelompok memiliki kelebihannya masing-masing. Ada yang bisa menyediakan tempat belajar, ada yang menyediakan sarana belajar, dan ada juga yang menyediakan ilmu atau tenaganya. Hal ini berlaku juga dalam FDI. Investasi asing langsung dapat memberikan kontribusi positif dengan menyediakan modal dan manajemen sumber daya yang tidak tersedia. Transfer sumber daya tersebut dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di negara tuan rumah (Hill, 2000). Banyak perusahaan multinasional berinvestasi pada proyek-proyek jangka panjang. Perusahaan tersebut biasanya adalah perusahaan besar yang memiliki kekuatan finasial untuk mengakses sumber daya keuangan yang tidak tersedia pada perusahaan negara tuan rumah. Dana ini bisa berasal dari internal perusahaan atau pinjaman dari pasar modal. Atas dasar reputasi yang baik, akan lebih mudah bagi perusahaan multinasional untuk meminjam uang dari pasar modal daripada perusahaan tuan rumah (Hill, 2000). Jadi, adanya modal dari negara investor ke negara tuan rumah menambah nilai plus FDI.
Belajar kelompok juga berarti saling berbagi ilmu, termasuk dalam menyelesaikan persoalan. Nantinya, masukan dari tiap anggota kelompok akan menambah wawasan seluruh anggota kelompok. Sama seperti pepatah yang mengatakan, semakin banyak memberi, semakin banyak menerima, hal ini juga berlaku dalam FDI. FDI berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang dengan mendukung pertumbuhan ekspor negara tersebut. Output yang dihasilkan dari FDI biasanya ditujukan untuk ekspor. Efeknya, ekspor dari negara tuan rumah menjadi tinggi. Jika perusahaan lokal memberikan masukan kepada investor dalam memproduksi produk ekspor, kandungan nilai tambah ekspor akan jauh lebih besar bagi negara tuan rumah. Penelitian Blomstrom dan Kokko (1996) menunjukkan bahwa FDI adalah mesin penting bagi pertumbuhan ekspor di negara-negara berkembang dan bahwa perusahaan-perusahaan global memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekspor di negara-negara tuan rumah. Akhirnya, pertumbuhan ekspor yang tinggi akan dibarengi oleh pertumbuhan ekonomi yang baik bagi negara tuan rumah.
            Selama ini, pandangan positif terhadap FDI tertutupi oleh pandangan negatifnya, sama seperti tulisan pada papan tulis putih yang tidak begitu terlihat jika dibandingkan dengan tulisan pada papan tulis hitam. Padahal, banyak manfaat yang dihasilkan oleh FDI. Salah satunya adalah transfer teknologi. Sumber daya penelitian semacam ini biasanya mahal. Dengan adanya FDI, negara tuan rumah dapat ikut merasakan manfaat R&D dengan harga yang lebih murah. Selanjutnya,  transfer sumber daya modal melalui FDI juga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di negara tuan rumah. Sumber daya modal yang awalnya sulit didapatkan oleh negara tuan rumah, tersedia dengan mudah melalui bantuan investor. Dukungan FDI terhadap peningkatan nilai ekspor juga merupakan keuntungan tersendiri. Pertumbuhan ekspor biasanya turut menunjang peningkatan ekonomi suatu negara. Tidak jauh berbeda dengan belajar kelompok yang merupakan sarana peningkatan kemampuan belajar anggotanya, kolaborasi antara tiga manfaat FDI ini, bila digabungkan, akan menjadi sarana pertumbuhan ekonomi negara tuan rumah. Bagaikan yin dan yang, tiap hal memiliki 2 sisi, positif dan negatif. Sudut pandang lah yang menentukan bagaimana respon kita akan hal tersebut, seperti kutipan dari Abraham Lincoln “We can complain because rose bushes have thorns, or rejoice because thorn bushes have roses.”



Daftar Referensi

Blomström, Magnus. 1991. Host Country Benefits Of Foreign Investment. NBER Working Paper No. w3615.
Blomstrom, M., Kokko, A. (1996): The Impact of Foreign Investment on Host Countries: A Review of the Empirical Evidence, Policy Research Working Paper 1745.
Hill, C. 2000. International Business - Competing in the Global Marketplace. University of Washington: Irwin McGraw-Hill.
Ito, Tiffany A., Jeff T. Larsen, N. Kyle Smith, & John.T Cacioppo. 1998. Negative Information Weighs More Heavily on the Brain: The Negativity Bias in Evaluative Categorizations. Journal of Personality and Social Psychology.
Kurtishi-Kastrati, Selma. 2013. The Effects Of Foreign Direct Investments For Host Country’s Economy. European Journal of Interdisciplinary Studies.
OECD. 2002. Foreign Direct Investment For Development: Maximising Benefits, Minimising Costs. OECD Overview.